Mengapa Awan Tidak Jatuh? Ini Jawabannya!

Awan berasal dari adanya proses penguapan air yang terdapat di permukaan bumi, air danau, sungai, laut dan air yang lainnya. Akibat dari pemanasan, terutama saat pemanasan sinar matahari, air menguap, selanjutnya uap air tersebut melayang ke langit karena sifat dari uap air yang begitu ringan.

Bahkan, di ketinggian tertentu, di titik keseimbangan akibat tekanan udara dari sekelilingnya stabil, tekanan yang berasal dari bawah, atas dan samping, kumpulan uap air tersebut akan berhenti dan membentuk gugusan yang dinamakan dengan awan.

Awan bisa terbentuk karena uap air yang berada di ketinggian langit di mana suhu yang dingin, sehingga mengalami suatu pemadatan (kondensasi) menjadi bentuk yang cair (embun) atau padat (kristal es).

Mengapa Awan Tidak Jatuh?

Mengapa Awan Tidak Jatuh?
Mengapa Awan Tidak Jatuh?, via cicakkreatip.com

Awan sebenarnya terdiri atas kumpulan partikel atau butiran-butiran es dalam jumlah yang banyak. Butiran es tersebut yang membentuk awan berukuran sangat kecil yang tak saling menempel satu sama lainnya dan memiliki berat yang ringan.

Tekanan udara panas dari bumi dalam bentuk aliran udara ke atas juga bisa menopang berat atau menahan gravitasi dan inilah salah satu alasan mengapa awan tidak jatuh.

Tapi, Awan Juga Bisa Jatuh!

Awan Juga Bisa Jatuh
Awan Juga Bisa Jatuh, via jimzzz.wordpress.com

Akan tetapi, di malam hari dan tepatnya saat menjelang pagi, apabila tekanan udara yang rendah yang mana tekanan udara rendah tersebut biasa terjadi di daerah pegunungan, awan bisa turun ke bumi dalam bentuk kabut atau awan yang tidak pekat.

Di daerah pegunungan tepatnya, dengan memiliki ketinggian di atas 3000 meter di atas permukaan laut, gumpalan awan yang pekat juga memiliki peluang yang sama untuk turun ke permukaan bumi, menutupi puncak gunung, namun tidak jatuh gubrak begitu saja.

Saat sinar matahari pagi mulai bersinar, maka suhu udara berangsur-angsur naik dan secara perlahan, kabut yang menyelimuti puncak gunung akan naik juga ke langit.

Awan sendiri akan bergerak dari daerah yang memiliki tekanan udara tinggi, ke daerah tekanan udara rendah yang terbawa oleh angin yang mendorong awan tersebut. Di daerah tekanan udara rendah dan suhu yang rendah, awan akan bertemu dalam jumlah yang besar dan membentuk butiran-butiran es atau salju yang berukuran kecil. Jika butiran-butiran es tersebut bersatu, maka akan menjadi ukuran yang jauh lebih besar.

Saat suhu udara yang ada di atmosfer melampaui titik leleh es, maka partikel es yang membentuk awan akan berubah bentuknya menjadi butiran air. Di saat tekanan udara tak mampu menopang awan dalam bentuk butiran air atau salju, maka butiran air atau salju akan jatuh yang dinamakan dengan hujan di udara yang hangat atau hujan salju di udara yang sangat dingin.

Awan akan jatuh ke bumi dalam bentuk air, apabila udara di sekitarnya lebih rendah dari titik leleh es di tingkat kelembaban udara tertentu.

Butiran-butiran air dengan memiliki ukuran yang lebih besar akan jatuh sampai ke bumi. Akan tetapi, yang berukuran kecil apabila didukung oleh kondisi tingkat kelembaban udara yang rendah, akan menguap lagi ke langit karena saat pergesekan dengan udara mampu menimbulkan panas.

0 komentar